“It’s not all about talent. It’s about dependability, consistency, and the ability to improve.” – Bill Belichick.
Kutipan tersebut selalu menyadarkanku bahwa konsistensi pada satu tujuan adalah kunci menuju kesuksesan. Perkenalkan, aku Nazwa Arshifa Riandi, siswi kelas XI jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial di Madrasah Aliyah Negeri 3 Medan, Sumatera Utara.
Sebagai siswi yang mendalami ilmu sosial, aku sering menjumpai realita bahwa keputusasaan akibat kegagalan bisa mengantarkan seseorang pada kehancuran masa depan. Tak dapat dielakkan, rasa putus asa itu pun pernah terbersit di benakku.
Melihat teman-teman sebaya yang sudah mencapai berbagai prestasi gemilang, aku terkadang merasa tertinggal di barisan belakang. Rasanya seperti menunggu sisa makanan yang entah masih layak atau tidak. Aku sempat insecure dan bertanya-tanya, “Akan jadi seperti apakah diriku 10 tahun mendatang?”
Namun, aku sadar bahwa setiap mimpi besar berawal dari satu goresan kecil di kanvas kehidupan. Setiap goresan memiliki jalurnya sendiri, sama halnya dengan hidup yang menawarkan pengalaman berbeda tiap waktunya.
Sejak kecil, aku selalu tertarik pada dunia digital dan bagaimana teknologi dapat memudahkan kehidupan manusia. Ketertarikan inilah yang menuntunku pada visi besarku di tahun 2034 nanti: Aku ingin menjadi seorang pengembang teknologi pendidikan (Edutech Developer).
Mimpiku spesifik. Aku ingin menciptakan platform pembelajaran interaktif bagi pelajar di daerah terpencil. Aku ingin setiap anak di Indonesia, tanpa terkecuali, mendapatkan hak pendidikan yang sama dan merasakan serunya belajar menggunakan teknologi yang ramah pengguna.
Di masa depan nanti, aku ingin selalu berinovasi. Bukan hanya menciptakan teknologi, tetapi menciptakan solusi yang menyentuh hati. Memasuki era Society 5.0, perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan internet telah mengubah cara kita hidup. Aku ingin memanfaatkan momen ini sebagai ajang pembuktian inovasi anak muda yang berdampak nyata.
Bayanganku adalah membangun aplikasi berbasis AI yang mampu beradaptasi dengan gaya belajar unik setiap siswa. Aplikasi ini tidak akan menjadi robot yang kaku, melainkan seperti sahabat belajar yang sabar dan memahami siswanya. Dengan begitu, teknologi bisa menjadi jembatan untuk menyelamatkan masa depan pendidikan Indonesia agar lebih inklusif dan merata.
Untuk mewujudkan visi besar ini, tentu aku membutuhkan lingkungan yang tepat untuk bertumbuh. Di sinilah aku melihat peran krusial Telkom University sebagai kawah candradimuka bagi para inovator muda. Lingkungan yang mengedepankan teknologi untuk kebaikan adalah tempat yang aku butuhkan untuk menajamkan skill dan mentalitasku.
Perjalanan menuju mimpi ini tentu tak semudah melukis di kanvas kosong. Akan ada warna gelap, garis yang tidak sempurna, bahkan goresan yang salah arah. Namun, justru kesalahan itulah yang mengajarkan kita bahwa kesuksesan harus diawali dengan perbaikan terus-menerus. Gaya berpikir kreatif dan semangat pantang menyerah akan menjadi bahan bakarku.
Aku percaya, setiap usaha yang dilakukan akan membuahkan hasil. Sebagai manusia, tugasku adalah terus berikhtiar, bertawakal, dan percaya bahwa apa yang terjadi saat ini adalah skenario terbaik dari-Nya.
Sepuluh tahun mendatang, aku tidak hanya ingin dikenal sebagai pengembang teknologi, tetapi sebagai seseorang yang berani mewarnai dunia dengan inovasi yang membawa manfaat bagi masyarakat luas.
Dengan kuas kecil dan semangat besar, aku akan terus konsisten melukis kanvas mimpiku, hingga setiap garis dan warna yang kutorehkan membentuk gambar utuh diriku yang bermanfaat di masa depan.
Oleh: Nazwa Arshifa Riandi

kerennn🔥
kerennn
keren wa
👍👍👍👍
Wah hebat banget ya inovasinya, keren!! 👍
Semoga tercapai impiannya. Keren!
InsyaAllah keinginan kak wawa menjadi edutech developer tercapai 💜
Keren Nazwaaa😍
Masyaallah kerenn
Waaaw
semangatt wawaa
kerenn waaa
Smgt wawaaaa
Kerennn kak wawaa